KETIKA ALAM BERBICARA DAN KITA TAK MENDENGARNYA LAGI
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLINK LINK VIDEO BERIKUT : Sore itu yang terasa lebih muram dari biasanya. Langit rasanya ikut menunduk, dan hati kita rasanya ikut mengerut ketika melihat berita tentang saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Sedihnya bukan hanya karena air bah yang merendam rumah dan menenggelamkan harapan—tapi karena cerita seperti ini bukan lagi sesuatu yang jarang. Rasanya seperti menonton ulang film lama yang ending-nya selalu sama: tangis, kehilangan, dan janji-janji yang terdengar akrab tapi tak pernah tuntas. Ketika Bumi Menangis, Kita Sibuk Berdebat Di layar ponsel, berita bencana muncul seperti notifikasi yang tak ada hentinya. Tapi yang paling menyakitkan justru komentar-komentar setelahnya: saling menyalahkan, saling menghina, saling menunjukkan “siapa paling benar”. Medsos kita berubah seperti ruang gladiator modern—ramai, bising, penuh debat, tapi nihil solusi. Bahkan lebih pedih lagi ketika ada kelompok kecil yang meliha...