Postingan

Menampilkan postingan dari November 14, 2025

PELAJARAN DARI MASA KECIL: CINTA, TAWA, DAN KETULUSAN

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Dulu, aku sering mengira masa kecil hanyalah tentang berlari-larian di halaman rumah, mengejar bola, dan memanjat pohon sampai baju kotor dan lutut lecet. Tapi lama-lama, aku sadar, masa kecil itu jauh lebih dari sekadar main dan belajar hitung-hitungan atau huruf. Masa kecil adalah panggung pertama kita mengenal dunia dengan segala perbedaan yang ada—dari teman sekelas yang suka bercanda sampai tetangga yang selalu berbeda cara berbicara dan tertawa.   Aku ingat, suatu sore, ketika aku dan teman-teman sedang bermain di halaman, ada teman baru yang pendiam dan agak kikuk. Awalnya, aku ragu untuk mendekat, takut dia tidak bisa mengikuti permainan kami. Tapi justru dari dia, aku belajar sopan santun yang sesungguhnya: cara menghargai orang lain, cara menunggu giliran, dan cara memberi senyum tanpa mengharapkan imbalan. Lambat laun, persahabatan itu tumbuh, bukan karena kita selalu setuju atau bermain ...

LANGKAH KECIL ANAK MINDER YANG BELAJAR MENJADI BESAR

Gambar
  UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Ada satu masa dalam hidup ketika aku merasa jadi manusia paling “biasa-biasa saja” di dunia. Lahir dari keluarga sederhana, pendidikan pas-pasan, pengalaman hidup juga nggak dramatis-dramatis amat. Kalau hidup itu lomba lari, rasanya aku ini peserta yang datang paling belakang sambil ngos-ngosan dan sepatunya salah ukuran. Minder? Jangan ditanya. Datangnya bisa kapan saja — seperti notifikasi tagihan listrik yang selalu muncul di saat paling tidak tepat. Tapi hidup, ternyata, tidak sedang bermain-main denganku. Justru melalui rasa minder itulah aku perlahan diajarkan hal-hal yang tidak pernah kupelajari dari sekolah mana pun: bahwa akar leluhur, pendidikan, dan pengalaman hidup itu baru berguna kalau dijalani dengan hati yang rendah. Dan bahwa kemuliaan manusia tidak pernah diukur dari dari mana kita datang, tetapi bagaimana kita melangkah. Aku ingat sekali seorang teman pernah nyeletuk, “Bro, yang bikin ora...

KETIKA HATI PANAS, DAN SUARA MIRING DATANG TANPA DIUNDANG

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : (Sebuah kisah tentang hati yang ingin pulang dan lelah berperang sendiri)   Ada masa dalam hidup, di mana hati ini rasanya seperti kompor minyak tanah jaman dulu—yang kalau goyang sedikit saja, WOOSH! langsung nyala besar. Gampang panas, gampang tersinggung, gampang merasa jadi korban semesta. Padahal ya… yang goyangin juga bukan orang lain. Yang bikin nyala itu bisikan-bisikan kecil yang entah datang dari mana. Dalam tradisi para ulama, bisikan itu punya nama. Satu: At-Tafriq—spesialis pemecah-belah hati . Dua: Qarin—ahli bikin film skenario buruk di kepala kita, tanpa henti, tanpa jeda, tanpa iklan.   Kalau dua makhluk ini lagi lembur, hati manusia bisa kacau balau. Kamu lihat teman salah ngomong dikit, pikiran langsung lari maraton: “Ini orang maksudnya apa sih? Nyindir? Menyerang? Musuh nih…” Padahal ya… mungkin dia cuma salah ketik. Atau salah milih emoji. Harusnya senyum 🙂 ...

CERITA SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN

Gambar
  UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :   “Dari Gua Hira hingga Mushaf di Pangkuan Kita Hari Ini”   Pada suatu malam yang sunyi di bulan Ramadhan, ketika seluruh Mekah terlelap dalam gelapnya pasir gurun, seorang lelaki bernama Muhammad SAW duduk sendirian di dalam Gua Hira. Malam itu, dalam kesenyapan yang menenangkan, turunlah wahyu pertama yang kelak mengubah wajah dunia. Suara itu datang begitu tiba-tiba—tegas, agung, dan tidak menyisakan keraguan. “Iqra’…” Itulah awal dari perjalanan panjang penulisan Al-Qur’an. Sebuah perjalanan yang penuh air mata, pengorbanan, darah syuhada, dan tekad manusia-manusia mulia yang ingin menjaga setiap huruf wahyu agar tetap hidup.   1. MASA NABI : Ketika Wahyu Turun dan Manusia Berlomba Menghafalnya Setiap kali wahyu turun, Rasulullah SAW seperti menampung cahaya yang mengisi hatinya. Ia segera memanggil para sahabat penulis wahyu. "Tulislah…," kata Rasulullah, sembari menunjuk temp...