Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 11, 2025

BALADA MENJADI KEPALA KELUARGA

Gambar
Dulu, tiap malam aku sering lihat bapak-bapak nongkrong di depan rumah atau dipos ronda, duduk di kursi plastik, nunduk, ngerokok pelan-pelan sambil liatin langit. Wajahnya tenang, tapi matanya kayak lagi berantem sama sesuatu yang cuma dia sendiri yang tahu. Waktu itu aku mikir, “Kasihan banget, pasti nggak bisa tidur.” Ternyata… bukan soal tidur. Tapi soal hidup. Sekarang giliran aku yang duduk di situ. Tanpa rokok, tapi dengan pikiran yang kadang lebih berasap daripada cerutu Kuba. Tentang cicilan, anak yang mulai tanya hal-hal susah (“Ayah, kenapa kerja terus?”), dan istri yang dengan lembut tapi tegas bilang, “Bulan ini bayar sekolah ya, Yah.” Lalu aku ketawa kecil, bukan karena lucu, tapi karena akhirnya ngerti: begini toh rasanya jadi kepala keluarga — kapal yang harus tetap berlayar, bahkan pas angin tenang pun bahan bakar harus dicari. Lucunya, dulu aku pikir bapak itu kuat karena nggak pernah ngeluh. Sekarang aku sadar, kadang justru karena dia pernah hampir nyerah , ...

EKSPEKTASI TINGGI, REALITA SANTAI

Gambar
  Dulu aku punya daftar panjang tentang hidup yang “harus” aku capai. Dari bangun pagi tanpa snooze tiga kali, ngerjain semua target kerja tepat waktu, sampai bikin makan malam yang Instagramable tiap hari. Pokoknya, ekspektasi hidupku tinggi banget. Rasanya kayak lagi main game level dewa: semua misi harus kelar, semua skor maksimal. Tapi, realita bilang: “Santai, bro.” Aku masih inget waktu itu, minggu pertama aku kerja di kantor baru. Aku bikin jadwal super ketat: bangun jam 5, olahraga, sarapan sehat, siap kerja jam 8. Hari pertama sih semangat banget. Tapi jam 7.30, aku ketiduran lagi di sofa sambil nonton video kucing lucu. Bangun-bangun, eh… jam 8 lewat lima menit. Alarm hidup, kopi dingin, sarapan belum disentuh. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala sambil bilang, “Ya udahlah… santai aja.” Ternyata, hidup itu nggak selalu sesuai dengan ekspektasi kita. Ada momen-momen lucu, momen-momen gagal, dan momen-momen absurd yang bikin kita sadar: terlalu serius juga nggak enak. ...

SALAH ITU GURU YANG MENYAMAR

Gambar
  Pernah nggak sih kamu ngerasa malu banget karena salah ngomong di depan orang banyak? Atau salah kirim chat, yang harusnya buat sahabat malah nyasar ke grup keluarga besar—dan berakhir dengan nasehat panjang dari paman paling religius se-nusantara? Ya, salah itu kadang bikin pipi panas, tapi lucunya justru di situlah kita sering belajar hal paling penting dalam hidup. Dulu, aku juga salah paham tentang “kesalahan”. Buatku waktu itu, salah itu kayak musuh: harus dihindari, jangan sampai ketahuan, dan kalau bisa ditutup rapat-rapat. Tapi ternyata, hidup punya cara lucu untuk ngajarin pelajaran: makin kamu takut salah, makin sering kamu justru... salah. Kayak semesta tuh punya selera humor yang agak nyeleneh. Pernah suatu kali, aku sok-sokan pengen tampil keren di depan rekan kerja. Presentasi udah disiapin, slide udah kinclong, dan aku udah latihan ngomong di depan cermin kayak motivator kondang. Tapi pas giliran tampil, aku salah buka file. Bukan file presentasi, tapi daftar b...

MENYEMPURNAKAN TANPA KEHILANGAN DIRI

Gambar
 Aku ingat betul satu masa dalam hidupku — masa di mana aku hampir “kehilangan diriku sendiri”. Bukan karena jatuh cinta (walau itu juga pernah bikin hilang akal), tapi karena terlalu sibuk “menyesuaikan diri” dengan dunia kerja. Waktu itu aku baru pindah ke lingkungan kantor yang wah banget . Orang-orangnya keren, rapi, ngomongnya pakai istilah Inggris campur singkatan yang bikin kuping kudu mikir dua kali. Meeting aja bisa kayak debat calon menteri ekonomi — serius, cepat, dan kalau kamu salah ngomong dikit, bisa langsung kena tatapan “nggak kompeten”. Jujur, awalnya aku minder banget. Aku yang biasanya santai dan suka bercanda, tiba-tiba berubah jadi kaku kayak papan setrika. Setiap kali mau ngomong, aku mikir dulu: “Kalimat ini profesional nggak, ya? Jangan-jangan kurang strategic thinking ?” Sampai akhirnya aku sadar — aku jadi orang lain di tempat yang seharusnya menumbuhkan versi terbaikku. Suatu hari, di tengah rapat yang tegang, aku tanpa sengaja nyeletuk, “Wah, ...

PROGRES KECIL ITU TETAP KEMAJUAN

Gambar
Ada masa dalam hidup ketika kita merasa kayaknya nggak ada yang berubah. Bangun pagi, kerja, pulang, tidur. Ulang lagi besok. Seolah hidup ini kayak lagu lawas yang stuck di satu nada—nggak maju-maju, tapi juga nggak mundur. Tapi coba deh perhatiin: kadang yang kita sebut “nggak ada progres” itu sebenarnya cuma karena kita terlalu fokus sama hasil besar, padahal langkah kecil pun adalah bagian dari perjalanan besar. Bayangin aja, pohon mangga itu nggak langsung muncul semalem cuma gara-gara kamu siram dua kali. Nggak bisa kamu bilang, “kok belum berbuah juga sih?” padahal baru nanem tiga hari yang lalu. Ya sabar, Bang. Mangga juga butuh waktu buat mikir, “gue mau tumbuh dulu deh, baru berbuah.” Aku pernah ngalamin masa-masa di mana tiap hari rasanya kayak jalan di tempat. Waktu itu lagi ngerintis kerjaan baru, gaji belum seberapa, jam kerja nggak jelas, dan progress-nya pelan banget. Rasanya kayak mancing di kolam yang ikannya kabur semua. Tapi satu hari, seorang teman ngomong ...