Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 22, 2025

“KOPI HITAM, ORGANISASI, DAN PERCAKAPAN SERIUS YANG TERSELIP TAWA”

Gambar
  (Obrolan Nucky dan Rizal di Masa Kuliah) Suatu sore di kantin fakultas Ekonomi, dua mahasiswa semester tengah duduk santai di pojokan, sambil menatap gelas kopi hitam yang aromanya menusuk hidung lebih tajam daripada nilai IPK semester lalu. Mereka adalah Nucky dan Rizal , dua sahabat seperjuangan yang sering jadi duo penggerak sekaligus duo pengacau di organisasi kampus. “Zal, lo sadar nggak sih,” kata Nucky sambil ngaduk kopi pakai sendok plastik yang sudah melengkung, “kita tuh udah kuliah hampir tiga tahun, tapi kayaknya masih banyak banget hal yang belum kita kuasai.” Rizal menatap kosong ke arah mahasiswa yang sedang latihan orasi di depan aula kampus. “Iya, Ky. Ilmu kuliah banyak, tapi kadang yang paling kita butuhin justru nggak ada di modul dosen. Misalnya skill ngomong di depan umum, manajemen waktu, atau cara pura-pura paham waktu dosen nanya.” Nucky ngakak. “Nah, yang terakhir itu skill level dewa! Tapi serius, Zal. Kadang gue mikir, pendidikan formal tuh cum...

MENIKMATI PROSES PERUBAHAN: KALAU MEMANG HARUS BERUBAH, YA BERUBAHLAH!

Gambar
  Pernah nggak sih kamu merasa hidup tuh kayak drama Korea — panjang, penuh plot twist, tapi ending-nya nggak tahu kapan datang? Kadang senang, kadang sedih, kadang pengen jeda dulu sambil rebahan di kasur mikirin: “Kenapa hidup gue gini amat, ya?” Padahal sebenarnya, setiap momen yang kita lewati — yang bikin nangis, kesel, malu, sampai ngakak — itu bagian dari proses perubahan . Pertanyaannya: kita nikmatin nggak proses itu? Atau malah ngedumel terus, nyalahin semesta dan mantan? Sebagai manusia yang (katanya) terus bertumbuh mindset-nya, langkah pertama waktu ada orang ngasih masukan tuh sederhana tapi berat: introspeksi . Bukan langsung nyolot dengan kalimat pamungkas, “Emang lo siapa ngatur-ngatur gue?” Tapi coba hening sebentar, tarik napas, lalu tanya ke diri sendiri: “Eh, jangan-jangan dia bener juga, ya?” Karena jujur aja, kita semua punya kekurangan — bahkan malaikat pun nggak pernah klaim dirinya sempurna (mereka taat, bukan sombong). Nah, setelah sadar, tinggal p...

BELAJAR DARI YANG LEBIH SUKSES: BAGIAN DARI AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI

Gambar
  Kadang hidup ini lucu. Kita pengin sukses kayak orang lain, tapi pas disuruh belajar dari mereka, malah gengsi. “Ah, gaya gue beda,” katanya. Padahal rekening juga beda jauh. Dalam dunia bisnis — dan bahkan hidup — ada satu jurus klasik tapi ampuh: Amati, Tiru, dan Modifikasi. Bukan cuma sekadar ATM di pojok bank, tapi ATM versi perjuangan. Pertama, amati siapa yang udah berhasil. Kedua, tiru langkah-langkahnya. Dan ketiga, modifikasi biar cocok sama gaya dan karakter kita sendiri. Nah, di tahap “amati” ini, banyak yang udah kalah duluan. Baru disuruh lihat orang sukses aja udah komentar duluan, “Ah, dia mah enak, udah punya modal.” Padahal siapa tahu dulu dia juga jualan dari nol, dari modal niat dan keberanian buat nyoba. Belajar dari yang sukses itu bukan berarti kehilangan jati diri. Justru itu cara paling efisien buat mempercepat proses. Mereka udah jalan duluan, jatuh duluan, bangkit duluan — dan ninggalin jejak yang bisa kita ikuti supaya gak kepleset di lubang...

KEUNTUNGAN ITU DATANG DARI LANGIT

Gambar
  Setiap pagi, kalau saya lewat depan kios Pak Bambang, suasananya kayak terminal kecil versi logistik. Ada saja kendaraan berhenti: kadang mobil air mineral, kadang motor bawa mie instan, besoknya rokok, lusa telur, gula, beras — kadang datang bareng kayak arisan pemasok. Pokoknya sibuk banget. Saya sempat mikir, “Ini kios apa gudang logistik nasional, sih?” Tapi ya begitulah, dagangan Pak Bambang cepat banget mutarnya. Barang masuk, barang keluar. Nggak sempat nganggur. Yang bikin kagum, dari hasil “lalu-lalang” itu, hidup Pak Bambang makin makmur. Motor bututnya yang dulu asapnya aja bikin ayam tetangga batuk, sekarang udah naik kelas jadi Daihatsu Ayla. Kiosnya pun, yang dulu satu petak, sekarang sudah nambah jadi dua. Hebatnya lagi, kalau dilihat dari luar, kerjanya kayaknya santai banget. Barang datang, ditata, dijual. Untungnya? Ya cuma 5–10% aja per barang. Tapi karena muternya cepat dan dipercaya banyak agen, ya hasilnya terasa banget. Nah, di situ saya mulai mikir: ...

Z-CORNER: DARI KOPI, AYAM, DAN HARAPAN YANG DIHIDANGKAN

Gambar
  Bayangkan kamu masuk ke sebuah tempat yang aroma kopinya langsung bikin tenang, wangi ayam gorengnya menggoda iman, dan rak kecil di pojok ruangan penuh kebutuhan harian masyarakat. Tempat itu bukan sekadar warung, bukan pula kafe kekinian yang dikelola influencer. Itu adalah Z-Corner , karya keren dari BAZNAS — media syiar Islam yang bukan cuma ngomong soal pahala, tapi juga side effect ekonomi yang nyata. Kalau mau dibilang keren, ya keren banget. Karena Z-Corner ini ibarat satu atap yang menaungi tiga bintang usaha: Z-Coffee, Z-Mart, dan Z-Chicken. Bayangin: satu tempat, bisa ngopi, bisa makan, bisa belanja — sekaligus jadi ladang keberkahan. Tapi tunggu dulu. Di balik aroma kopi dan ayam goreng itu, ada perjuangan yang nggak main-main. Para penggeraknya adalah mereka yang disebut mustahik — saudara-saudara kita yang sebelumnya berada di bawah garis ekonomi mapan. Mereka bukan sekadar pekerja, tapi pejuang kehidupan yang sedang belajar naik kelas. Dan di sinilah ...