Postingan

Menampilkan postingan dari November 13, 2025

DARI ANAK MINDER KE MEJA FORUM NASIONAL: PERJALANAN BOCAH KAMPUS YANG (AKHIRNYA) GAK BISA DIAM

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Sebuah catatan tentang keberanian, perjalanan, dan makna tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat   Kalau hidup ini ibarat film, mungkin adegannya dibuka dengan seorang mahasiswa baru yang duduk manis di tengah aula kampus, sambil berharap keras semoga kakak panitia OSPEK nggak nunjuk dia buat orasi mendadak. Ya… itu aku. Anak baru yang lebih takut ngomong dibanding push-up. Yang kalau dapat pertanyaan, jantungnya langsung berubah jadi drum band. Setiap kali ada teman yang angkat tangan, ngomong lancar kayak penyiar radio, penuh logika dan karisma… aku cuma bisa melongo sambil mikir, “Ini manusia apa slide PowerPoint? Kok runut, jelas, meyakinkan pula.” Sementara aku? Paling mentok cuma jadi penonton setia. Tepuk tangan pelan biar nggak kelihatan minder-minder amat. Saat mereka rapat di Badan Perwakilan Mahasiswa, aku sibuk milih pulpen warna buat nyatat: • Merah buat materi keren. • Biru bu...

YAMAHA ALFA 2R: TIGA STRIP GANTENG DAN KEHILANGAN YANG MENGGORES

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : (Sebuah catatan dari hati, tentang cinta, kehilangan, dan belajar melepaskan)   Setiap orang punya cinta pertamanya. Dan bagiku, cinta pertama itu… bukan perempuan. Bukan juga gebetan kampus yang senyumnya bikin jantung senam SKJ. Tapi — motor. Ya, Yamaha Alfa 2R . Warna hitam legam, bodi mulus dengan tiga strip biru metalik yang membuatnya terlihat seperti pejuang jalanan sejati. Itu motor pemberian Ayah. Dan buatku, itu bukan sekadar kendaraan. Itu simbol kasih, kebanggaan, sekaligus mahkota diam yang membuatku tampil ganteng tiga strip lebih terang dari biasanya . Saat aku mengendarainya, aku bukan lagi mahasiswa pas-pasan dari Denpasar yang ngekos di Malang. Aku berubah jadi pangeran aspal . Jalanan pun seperti memberi ruang hormat — lampu-lampu kota memantul di bodinya yang berkilau, membuatnya tampak seperti makhluk suci dari showroom langit. Bahkan helm baret pun — yang kalau dipakai ora...

AFIRMASI YANG HANYA KEPADA ALLAH

Gambar
  UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :   Ada masa dalam hidupku di mana aku benar-benar berhenti sibuk menjelaskan diri pada orang lain. Bukan karena aku sok kuat, bukan pula karena merasa paling benar. Tapi karena capek. Capek dianggap salah tangkap meski niat baik. Capek dituduh punya motif tertentu, padahal cuma pengin bantu. Capek dijadikan bahan obrolan oleh orang-orang yang bahkan tidak pernah benar-benar tahu cerita di balik senyumku. Aku sampai di titik di mana aku berkata pada diriku sendiri, “Sudahlah, cukup. Aku nggak lagi peduli bagaimana lingkungan menilai — apakah mereka menghargai atau meremehkan, menuduh ini atau itu. Kalau setuju, tanganku masih terbuka. Kalau tidak,ya sudah aku pasrah pada ketetapan Allah dan belajar ikhlas.” Dan Allah semoga mengampuni dosa2mu Karena jujur, mereka nggak pernah tahu rasanya berjuang dengan kaki tangan sendiri. Mereka hanya lihat dari permukaan — senyum di wajah, status di media sosial, at...

DENGAN NDP HMI: MENJADI MANUSIA YANG TAK SEKADAR HIDUP, TAPI MENGHIDUPI

Gambar
  UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :   Pada suatu masa, di antara tumpukan buku kuliah, tugas kelompok, dan janji ngopi yang tak pernah jadi, aku menemukan persimpangan hidup yang aneh. Waktu itu aku masih mahasiswa—usia di mana ego lebih tinggi dari logika, tapi semangat idealisme masih lebih panas dari wajan gorengan kantin kampus. Aku masih mencari jati diri. Antara ingin jadi orang sukses, tapi juga ingin hidup bermakna. Antara ingin dikenal, tapi juga ingin tenang. Sampai suatu hari, aku diperkenalkan pada organisasi yang namanya sering kudengar tapi belum benar-benar kupahami: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Awalnya kupikir HMI hanya sekadar tempat berkumpul anak-anak kampus yang sibuk berdebat dan menyusun proposal kegiatan. Tapi ternyata, di balik forum yang serius dan Latihan Kader (LK) yang padat itu, aku menemukan sesuatu yang jauh lebih dalam: sebuah pandangan hidup.   Ketika Aku Diperkenalkan pada NDP, Dalam suasana...

HIDUP ITU BUKAN SIAPA YANG TERBAIK, TAPI SIAPA YANG BISA BERBUAT BAIK

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :   Kadang kita terlalu sibuk mengejar jadi “yang terbaik”, sampai lupa bahwa hidup ini sebenarnya bukan lomba siapa paling hebat, paling kaya, atau paling terkenal. Padahal, kalau mau jujur, banyak orang hebat di dunia yang akhirnya disegani bukan karena gelarnya, tapi karena kebaikannya. Hidup ini, kata orang bijak, bukan soal siapa yang paling cepat sampai di puncak, tapi siapa yang paling banyak menolong orang di jalan menuju ke sana. Aku pernah ketemu seseorang yang sederhana banget. Nggak punya jabatan, nggak punya banyak harta, tapi setiap kali ada orang susah, dia yang paling duluan datang bantu. Kadang cuma bantu beliin nasi bungkus, kadang cuma dengerin curhat. Tapi entah kenapa, orang kayak gini malah rasanya lebih “kaya” daripada mereka yang punya segalanya. Mungkin karena hatinya lapang. Mungkin karena dia ngerti satu hal: hidup itu bukan tentang jadi yang terbaik, tapi berbuat baik sebai...

JIKA KITA MEMULAI KARENA ALLAH, MAKA JANGANLAH KITA MENYERAH KARENA MANUSIA.

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Kalimat sederhana itu terdengar seperti nasihat klise pada awalnya—sampai akhirnya hidup sendiri mengajarkanku betapa dalam maknanya. Bayangkan, berapa banyak dari kita yang memulai sesuatu dengan semangat membara—entah itu bekerja di tempat baru, membangun bisnis kecil-kecilan, menjadi pengajar di komunitas, atau bahkan sekadar ikut kegiatan sosial di masjid, bahkan memulai keluarga baru—tapi perlahan padam hanya karena komentar orang lain. Kadang bukan karena kita lemah, tapi karena manusia memang punya lidah yang tajam dan hati yang rapuh. Satu kritik bisa membuat kita mempertanyakan niat sendiri, satu cibiran bisa menghapus kerja keras berbulan-bulan. Aku pernah mengalaminya. Dulu aku terlibat dalam sebuah kegiatan sosial—membantu anak-anak dari keluarga sederhana belajar setiap akhir pekan. Awalnya, niatku sederhana: ingin bermanfaat. Tapi belum seminggu berjalan, mulai muncul bisikan-bisikan hal...