Postingan

Menampilkan postingan dari November 5, 2025

CERITA TENTANG ANAKKU – NAMIRA RABBANI KERTAPATI YANG MENGINJAK USIA 22 TAHUN

Gambar
   UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :   (Sebuah catatan cinta dari seorang ayah untuk putrinya yang beranjak dewasa)   Ada momen dalam hidup ketika segalanya terasa berhenti. Bukan karena hancur, tapi karena penuh. Penuh haru. Penuh rasa syukur. Penuh cinta yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Itulah momen ketika aku menjadi seorang ayah. Pagi itu, di kota Malang yang sejuk, di penghujung November 2003, angin bertiup lembut menyentuh dedaunan. Seolah alam pun tahu, ada sesuatu yang besar akan terjadi. Tanggal 28 November 2003 — hari yang akan selalu hidup dalam ingatanku. Hari lahirnya Namira Rabbani Kertapati, anakku. Sekaligus hari lahirku juga, bukan sebagai bayi, tapi sebagai manusia baru: seorang ayah . Detik-detik itu… Malam sebelumnya, suasana rumah sakit terasa tegang. Air ketuban Renny — istriku tercinta — pecah lebih awal dari perkiraan. Kami yang hanya berniat “kontrol rutin”, tiba-tiba harus menghadapi keny...

KESULITAN ADALAH SEKUTUNYA KEMUDAHAN

Gambar
    UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Pernah nggak sih kamu ngerasa lagi di titik paling susah dalam hidup—entah itu urusan kerjaan, keluarga, cinta, atau bahkan sekadar ngerjain tugas yang rasanya nggak kelar-kelar—terus kamu mikir, “Kapan ya datangnya kemudahan ini?” Nah, kalau kamu pernah mikir begitu, kamu nggak sendirian. Banyak orang juga begitu, termasuk saya. Tapi… ternyata, cara pandang kita selama ini yang salah. Kita sering menganggap bahwa jalan mudah itu datang SETELAH jalan susah. Kayak: “Udahlah, sabar aja dulu. Abis ini pasti ada kemudahan kok.” Padahal, kalau kita pahami lebih dalam, bukan begitu konsepnya. Kemudahan itu bukan datang setelah kesulitan, tapi datang bersamaan dengan kesulitan. Coba bayangin kayak dua sahabat karib—kesulitan dan kemudahan—jalan bareng, nggak pernah pisah. Mereka itu ibarat kopi dan gula: satu pahit, satu manis, tapi kalau dicampur jadi nikmat. Hidup pun begitu. Kadang kita lagi ngerasa pahit ...

ME-MANAGE AMBISI

Gambar
    UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT : Kadang hidup itu kayak mobil sport: mesinnya kencang, suaranya menggelegar, bikin semangat pengin ngebut. Tapi ya… kalau nggak tahu kapan harus ngerem, bisa nabrak juga. Begitu pula dengan ambisi. Ambisi itu penting, Bro. Dia bahan bakar buat maju. Tapi kalau dibiarkan tanpa arah, bisa berubah jadi api yang membakar, bukan menghangatkan. Dan lucunya, kadang kita sendiri yang nyiram bensin ke apinya, sambil bilang, “Pokoknya aku harus ini! Harus itu! Harus sukses, harus kaya, harus di atas!” Eh, lupa nanya dulu sama diri sendiri: “Emang kuat, Ki?” Banyak dari kita yang semangat banget di awal, tapi lupa ngukur kemampuan. Maunya jadi yang tercepat, tapi nggak siap kalau harus ngos-ngosan di tengah jalan. Kadang malah jadi ngelakuin segala cara, yang penting sampai. Padahal, kalau kita “sampai” tapi kehilangan arah, kehilangan teman, bahkan kehilangan diri sendiri… itu bukan kemenangan, tapi kehilang...