Postingan

Menampilkan postingan dari 2007

Sebuah Perjalanan Hidup

Masih aja teringat… Ketika belum sekolah, masih piyik, rambut belum bisa diatur, dan hidup cuma diisi dua hal: tidur dan main pasir. Papa dan Mama sering ngajak jalan-jalan ke Pantai Kuta. Dulu pantainya masih sepi, belum banyak kafe, belum ada tukang sewa papan selancar tiap dua meter. Yang ada cuma ombak, pasir putih, dan suara tawa Papa yang menggoda Mama, “Ayo lomba siapa yang bisa tahan air paling lama!”—padahal ujung-ujungnya Papa yang batuk-batuk duluan. Itu masa di mana dunia terasa sederhana. Nggak ada yang perlu dipikirin, selain apakah es lilin rasa kacang ijo masih ada di tukang yang lewat sore nanti. Lalu, masih teringat juga, waktu mulai masuk TK. Dunia kecil saya mulai punya “lingkungan sosial.” Bahasa kerennya sih, belajar bersosialisasi. Tapi waktu itu, artinya cuma satu: belajar berebut mainan dan kadang nangis bareng. Dari situlah saya ngerti, kalau ternyata hidup itu soal ganti-gantian —kadang kita dapat giliran main, kadang harus ngalah. Sebuah pelajaran yang ke...

Ke'Imanan Yang "Instan"

Bulan Ramadhan ini terasa indah banget. Bukan karena ada diskon besar-besaran di mal, tapi karena Ramadhan akhirnya datang lagi! Alhamdulillah… Allah masih ngasih kesempatan buat ketemu lagi sama bulan penuh berkah ini. Kadang saya mikir, di antara jutaan manusia yang udah “pulang duluan,” saya masih dikasih tiket lanjut hidup — dan itu bukan hal kecil. Makanya, begitu liat bulan sabit pertama nongol, refleks langsung bilang, “Thx God… my Allah.” Suasananya itu loh, khas banget. Tiba-tiba semua orang berubah jadi versi terbaik dirinya. Yang biasanya ngomel, mendadak sabar. Yang biasanya suka nyinyir, jadi bijak kayak ustaz TikTok. Yang biasanya makan lima kali sehari, sekarang minum air putih aja udah disyukuri. Fenomena sosial ini luar biasa. Ramadhan tuh kayak event tahunan paling megah, di mana semua orang berlomba-lomba berbuat kebaikan. Sedekah di mana-mana, masjid penuh, status WhatsApp penuh doa, dan yang paling ajaib — semua orang mendadak ingat waktu . Shalat tarawih ra...

99% SIAP, 1% MILIK LANGIT

Kadang hidup itu rasanya mirip banget sama proses transaksi gede yang bikin jantung deg-deg-an. Semua kelihatan rapi dan meyakinkan. Dokumen sudah difotokopi sampai tintanya hampir habis, dana aman sentosa, tanda tangan tinggal satu coretan pena. Pembeli sudah senyum lebar, penjual sudah siap bilang, “Deal ya,” dan di kepala kita sudah muter caption medsos: “Akhirnyaaa… Alhamdulillah šŸ™šŸ„³” . Pokoknya, 99% sukses. Tinggal hitungan detik. Tapi hidup ini sering punya selera humor yang agak sadis. Entah kenapa, pas momen paling genting itu, tiba-tiba ada saja yang nyangkut. Sistem error. Rekening mendadak “maintenance”. Jaringan ilang kayak mantan. Atau orang yang dari tadi yakin malah bilang, “Boleh minta waktu mikir dulu?” Nah loh. Tamat sudah harapan yang barusan mau kita posting. Di situlah biasanya kita baru ngeh: ada 1% misterius yang nggak bisa kita kendalikan. Dan di situlah kita sadar, ternyata Allah masih pegang remote control kehidupan. Kita boleh pegang proposal, kalkulator, ...

Sukses Merupakan Pilihan

Ada satu ayat Al-Qur’an yang sering terdengar sederhana tapi kalau direnungi rasanya bisa bikin dada hangat sekaligus deg-degan: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Q.S. An-Najm: 39). Ayat ini seperti cermin jujur—kadang bikin senyum bangga, kadang bikin kita pura-pura sibuk biar nggak menatapnya terlalu lama. Karena ayat ini tidak sedang menyalahkan keadaan, orang lain, atau nasib, tapi dengan santai menunjuk ke arah kita sambil berkata, “Hei, ini tentang pilihan dan usahamu.” Lalu kita mulai bertanya, sebenarnya apa sih yang disebut sukses itu? Ada yang bilang sukses itu banyak uang, ada yang bilang jabatan tinggi, ada juga yang bilang bisa ngopi santai tanpa mikirin cicilan sudah termasuk sukses kecil yang patut disyukuri. Memang tidak ada standar baku, tapi satu hal pasti: sukses adalah keberhasilan mencapai sesuatu yang kita targetkan, dengan cara yang benar dan bermakna. Allah menciptakan manusia berbeda dari makhluk lain—kita d...