DRAGONFLY-KU SAYANG: KETIKA KESERAKAHAN TAK LAGI BISA TERBANG
Kadang hidup itu lucu. Kita mulai sesuatu dengan penuh semangat, berjuang bareng-bareng dari nol, ketawa bareng, ngopi bareng, bahkan mungkin sempat ngerasain bareng gimana rasanya gagal total. Tapi begitu roda nasib berputar dan sedikit keberuntungan mampir, entah kenapa… sebagian orang malah berubah jadi naga yang lupa pernah jadi capung.
Aku menyebutnya: sindrom “sudah bisa terbang, lupa siapa yang bantu buka sayap.”
Dragonfly-ku sayang… aku sebenernya nggak paham dengan tindakan partner kita itu. Mungkin ini yang disebut serakah? Dulu waktu mulai, kita semua sama-sama berpeluh, bahkan nggak jarang harus patungan buat beli kopi sachet. Tapi sekarang, mereka justru menghancurkan klien sendiri, mengambil hak orang kecil, dan dengan entengnya menyingkirkan kita — orang-orang yang dulu ikut mendorong roda mereka berputar.
Aku sempat marah. Sumpah, rasanya pengen ngomel ke langit. Tapi di tengah kekecewaan itu, tiba-tiba hidup memberi pelajaran halus tapi keras: bahwa Gusti Allah itu nggak pernah tidur.
Lucunya, di saat mereka sibuk mengumpulkan apa yang mereka anggap “keuntungan besar”, justru kita yang diberi sesuatu yang jauh lebih besar — tapi bukan dalam bentuk angka di rekening. Kita dikasih kesempatan baru, yang nilainya nggak cuma di dunia kerja, tapi juga di ketenangan hati. Sebuah jalan rezeki yang bersih, dan entah kenapa… lebih adem, lebih ringan dijalani.
Ternyata benar, ikhlas itu bukan berarti kalah.
Ikhlas itu seperti menutup pintu rumah yang sudah bocor dan memilih pindah ke tempat yang lebih sehat — biarpun awalnya terasa berat.
Sekarang aku bisa bilang, mungkin dulu aku kehilangan partner, tapi sebenarnya aku sedang diselamatkan dari keserakahan. Dan si Dragonfly-ku yang dulu cuma terbang di genangan kecil, kini punya langit yang lebih luas untuk dijelajahi.
Kadang, keadilan Tuhan memang tidak cepat… tapi selalu tepat.
Dan di situlah aku belajar: jangan khawatir kalau ada yang menyingkirkanmu dari sesuatu yang salah, karena bisa jadi itu cara Tuhan mengantarmu ke sesuatu yang lebih benar.
Karena pada akhirnya, capung kecil yang ikhlas akan tetap bisa terbang — sementara naga serakah akan jatuh oleh beratnya kesombongan sendiri. 🪶