BANGKIT LAGI, SEKALIPUN PELAN
Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup tuh kayak ngegame di level tersulit? Baru aja lolos dari satu masalah, eh, muncul lagi “bos besar” berikutnya. Kadang rasanya pengen pencet tombol exit aja, terus rebahan selamanya di kasur sambil pura-pura nggak kenal dunia.
Tapi ya, sayangnya, hidup nggak punya tombol exit.
Yang ada cuma tombol pause — itu pun cuma bisa dipakai buat tarik napas
bentar, bukan buat kabur selamanya.
Jujur aja, jatuh itu hal yang udah kayak rutinitas manusia.
Kadang jatuh karena salah langkah, kadang karena didorong keadaan, dan
kadang... karena kita sendiri yang terlalu cepat lari padahal belum siap. Tapi
di balik semua jatuh itu, ada satu hal yang bikin kita beda dari batu: kita
bisa bangkit lagi.
Masalahnya, orang sering salah paham. Mereka pikir “bangkit”
itu harus spektakuler — kayak tiba-tiba sukses besar, punya bisnis baru, atau
jadi motivator dadakan. Padahal kadang “bangkit” itu sesederhana... bisa bangun
dari kasur waktu lagi patah hati. Atau berani ngadepin orang yang dulu bikin
kamu minder. Atau sekadar ngelangkah keluar rumah setelah seminggu ngerasa
hidup nggak adil.
Itu juga bentuk kebangkitan, meskipun kecil.
Aku pernah ngalamin masa di mana semuanya kayak berantakan.
Rencana gagal, teman menjauh, dan dompet... ah, dompet bahkan kayak cuma
pajangan. Saat itu, semangat hidup rasanya tinggal 3%, kayak baterai HP yang
lupa dicas. Tapi di tengah semua itu, aku cuma punya satu pilihan: jalan lagi.
Pelan-pelan.
Kadang cuma bisa maju satu langkah dalam seminggu. Tapi nggak apa-apa — yang
penting nggak berhenti.
Dan di situlah aku belajar satu hal: ternyata nggak ada
kebangkitan yang instan.
Nggak ada versi cepatnya. Semua butuh waktu, dan yang pelan bukan berarti
kalah.
Kalau kamu lagi jatuh hari ini, tenang aja. Nggak ada orang
yang hidupnya lurus-lurus aja. Bahkan roda aja muter — kadang di atas, kadang
di bawah, kadang bocor. Tapi justru dari bawah itulah kita bisa lihat langit
lebih jelas. Dari jatuh, kita belajar rendah hati. Dari bangkit, kita belajar
kuat.
Jadi jangan ngeremehin langkah kecilmu.
Mungkin kamu ngerasa belum jauh, tapi asal kamu nggak berhenti, kamu tetap
bergerak. Dan di dunia yang sibuk menilai kecepatan, tetap bertahan itu udah
luar biasa.
Nggak peduli seberapa lambat kamu jalan — yang penting kamu
nggak nyerah.
Karena hidup itu bukan lomba lari cepat.
Hidup itu maraton panjang, dan yang menang bukan yang tercepat, tapi yang nggak
berhenti sampai akhir.
Jadi kalau hari ini kamu cuma bisa bangkit setengah lutut,
nggak apa-apa. Besok kamu bisa berdiri. Lusa kamu bisa jalan. Minggu depan,
siapa tahu kamu udah lari lagi.
Yang penting, jangan berhenti.
Karena setiap langkah kecil menuju arah yang benar, tetap disebut kemajuan.