NAMIRA RABBANI KERTAPATI: SUARA YANG MENGUBAH LANGIT DALAM DIRI KAMI
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :
Pagi itu, 28
November 2003, sekitar pukul 10.30, dunia tidak menjerit—tapi menangis pelan.
Tangis pertama yang tidak membuatku panik, melainkan membuat seluruh dadaku
mekar seperti seseorang baru saja membuka jendela ke ruang hidup yang selama
ini gelap.
Suara itu… suara
tangis yang mengubah segalanya.
Dan hari itu,
untuk pertama kalinya aku menyebut sebuah nama yang terasa seperti ayat pendek
namun bermakna panjang:
NAMIRA
RABBANI KERTAPATI
Nama yang tidak
lahir dari daftar Google, bukan dari “nama bayi Islami A–Z,” bukan dari tren
atau saran random orang-orang.
Nama ini lahir dari perdebatan kecil yang manis, diskusi yang panjang, dan doa
yang lebih panjang lagi.
Kami ingin ia
tumbuh menjadi manusia yang…
- peka,
- lembut hatinya,
- mengerti makna hidup,
- membawa damai,
- dan tetap sederhana—seperti kota Nara di Jepang:
tenang, penuh sejarah, tidak berisik tapi meninggalkan jejak di hati
setiap orang yang mampir.
Karena itu kami
memanggilnya Nara.
Nama kecil yang
tidak ribet, tapi entah kenapa… rasanya seperti doa yang jatuh pelan dari
langit.
Ketika Aku
Menyentuh Wajahnya…
Kadang hidup
terasa seperti jalan panjang tanpa rambu. Dan sebelum hari itu, aku sering
bertanya dalam diam:
“Aku ini sedang menuju ke mana sebenarnya?”
Tapi saat
menyentuh pipi kecilnya, aku merasa seluruh hidupku pelan-pelan memutar arah.
Seolah Allah sedang berbisik:
“Ini
amanahmu. Di sini letak tujuanmu. Di sini letak tenangmu.”
Dalam
Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
— QS. Al-Kahfi: 46
Perhiasan bukan
sekadar sesuatu yang indah, tapi sesuatu yang menjaga dan menuntun manusia agar
tidak hilang arah.
Hari itu aku
sadar—
Akulah yang seharusnya menjaga, tapi justru ia yang menjaga hatiku tetap
hidup.
Nama yang
Mengandung Doa
- Namira: yang bersih, yang bercahaya.
- Rabbani: yang dekat dengan Tuhan, yang terdidik
oleh nilai-nilai langit.
- Kertapati: garis sejarah keluarga yang ingin kami
lanjutkan dengan kehormatan dan kejujuran.
Tiga kata.
Satu kehidupan.
Seluruh harapan kami yang dibungkus dalam satu nafas.
Rasulullah SAW
pernah bersabda:
“Sesungguhnya
kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama ayah kalian,
maka perindahlah nama kalian.”
(HR. Abu Dawud)
Maka kami
memilih nama yang bukan hanya indah untuk dipanggil manusia, tapi juga indah
jika suatu hari dipanggil oleh Tuhan.
Nara, Alasan
Ayah Tetap Berdiri
Setiap orang
punya badai.
Begitu pun aku.
Ada masa-masa
gelap, masa-masa tersengal, masa-masa harus menelan kenyataan pahit yang
rasanya menyayat.
Tapi setiap
kali aku melihat Nara,
setiap kali ia memanggil "Ayah…" dengan suaranya yang lembut,
setiap kali ia tumbuh satu sentimeter lagi,
setiap kali ia tertawa…
Aku merasa
seperti ada tangan kecil yang menarikku kembali ke permukaan, menyelamatkanku
dari tenggelam dalam pikiranku sendiri.
Anak itu…
gadis kecil itu…
adalah alasanku
tetap berdiri, tetap bergerak, tetap berharap.
Kadang aku
tidak kuat.
Kadang hati ini remuk.
Kadang dunia seperti tidak menyediakan ruang untuk bernapas.
Tapi lalu aku
ingat wajahnya.
Dan semua luka
seperti menjadi alasan baru untuk sembuh.
Nara, Terima
Kasih Ya Nak…
Terima kasih
sudah hadir.
Terima kasih sudah memilih kami sebagai rumahmu, tempat pertama yang kamu kenal
sebelum mengenal dunia.
Terima kasih
sudah mengajarkan kepada Ayah arti:
- sabar,
- ikhlas,
- tanggung jawab,
- cinta yang tidak menuntut kembali,
- dan keberanian untuk kembali berdiri meski jatuh
berkali-kali.
Rasulullah SAW
bersabda:
“Sesungguhnya
anak dapat membuat seseorang menjadi kikir, penakut, dan bersedih; tetapi
mereka juga bisa menjadi sebab seseorang masuk surga.”
(HR. Ibn Hibban)
Dan aku percaya
itu.
Sungguh percaya.
Nak, Teruslah
Tumbuh…
Tumbuhlah, Nak.
Maju.
Tatap dan Raih masa depanmu.
Jangan takut.
Ayah mungkin
tidak sempurna, tapi cinta kami kepadamu selalu mencari cara untuk menjadi yang
terbaik.
Bila suatu hari
kau merasa ragu, ingat ini:
Engkau lahir
dari doa.
Engkau tumbuh dalam harapan.
Dan engkau hidup untuk membawa cahaya.
Nara…
Namira Rabbani Kertapati…
Ayah bangga
padamu.
Kami bangga padamu.
Kuitipkan dalam
doaku kepada Allah semoga Allah selalu menjagamu, sebagaimana Ia menjagaku
melalui hadirmu.
