25 DESEMBER 1940 — 2025.
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :
Di saat banyak orang menyalakan lampu,
meniup lilin, dan bersuka ria,
Ayah justru menundukkan kepala,
bersimpuh pelan,
mengucap syukur tanpa suara.
Delapan puluh lima tahun
bukan waktu yang sebentar.
Itu ribuan pagi yang dijalani dengan doa,
ribuan malam yang dilewati dengan sabar.
Dan Allah, dengan kasih-Nya,
masih memberimu tugas di dunia ini:
menemani anakmu tumbuh dewasa,
menyaksikan cucu-cucumu tertawa,
menjadi saksi bahwa hidup
adalah amanah, bukan perlombaan.
Satu kata yang terus berulang di dada:
Alhamdulillah.
Atas napas yang masih setia,
atas langkah yang mungkin melambat
namun tak pernah berhenti berharap.
Satu per satu digit usia bertambah,
kulit mengendur, tenaga berkurang.
Namun di hadapan-Mu, ya Allah,
Papa tetaplah hamba yang lemah,
yang belajar pasrah,
yang terus ingin pulang dengan wajah bersih.
Mabruk alfa mabruk,
dalam keberkahan yang Kau beri.
Di sisa usia ini,
izinkan Papa memperbaiki diri,
meminta maaf lebih sering,
bersyukur lebih dalam,
dan mencintai lebih tulus.
Matahari mungkin mulai condong ke barat,
bayangan makin panjang di halaman waktu.
Namun biarlah iman ini tak ikut redup,
biarlah ia justru menguat,
meski perlahan berkarat oleh usia.
Terima kasih, ya Allah,
untuk setiap detik yang masih Kau pinjamkan.
Jika jalan pulang sudah semakin dekat,
jadikanlah sisa langkah ini
penuh kebaikan,
penuh ridha,
dan penuh cinta-Mu.
Aamiin.