LINGKARAN LENGEH BUAH/STUPID FRUIT-SF: PERSAHABATAN PALING UNIK YANG PALING MENYEMBUHKAN HATI DAN JIWA
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :
Kita tidak pernah tahu bagaimana sebuah lingkaran
pertemanan bisa terbentuk. Ada lingkaran yang lahir dari hobi yang sama, dari
nasib yang kebetulan selaras, atau dari kesamaan visi hidup. Tapi SF? Ah, yang
ini lain cerita. Lingkaran ini lahir bukan dari visi mulia, bukan dari misi
besar, apalagi dari niat membangun bangsa—enggak sama sekali. SF lahir dari…
entahlah… mungkin dari kerusakan otak kolektif yang sudah terawat dengan baik
selama puluhan tahun.
Nggak ada yang benar-benar ingat kapan grup SF mulai
dibentuk. Katanya sebelum reuni Smansa pertama. Tahun berapa itu? 2009? 2010?
Ah, pokoknya periode sebelum rambut memutih tapi kenakalan belum memudar. Yang
jelas, SF adalah kumpulan alumni Smansa 1 Denpasar angkatan 91… dan lintas
kelas pula. Aneh memang, karena dulu waktu SMA kelompok ini bukan geng yang
sering nongkrong bareng. Justru setelah tua, lupa diri, dan otaknya makin
‘ngeres’, barulah lingkaran ini menemukan bentuknya.
Padahal, kalau dilihat dari karier masing-masing, mereka
ini bukan orang sembarangan. Ada dokter, bos BUMN, pengusaha bengkel, pengusaha
hotel, peternak burung wallet, pemilik kafe dan restoran, sampai mantan
eksekutif bank. Keren-keren, mapan, terhormat. Tapi begitu masuk SF? Semua
titel hilang. Yang tersisa cuma: kerusakan mental kolektif yang tidak pernah
diperbaiki.
Nama Stupid Fruits — atau versi Balinya, Lengeh Buah
— bukan sekadar candaan. Itu filosofi. Itu identitas. Itu sumpah setia bahwa
semua anggota wajib siap dibully, siap diketawai, tapi juga siap disayang tanpa
syarat. Walau syaratnya kadang berat sih: harus tahan jadi bahan ketololan.
Mereka bangga dengan hal-hal absurd:
- Ada yang merasa prestasi
hidupnya adalah punya isi otak 80% adegan 18+.
- Ada yang hobinya
colek-colek apa pun yang bisa dicolek—tentu dalam konteks bercanda dan
bercocoklogi yang tidak berguna.
- Ada pesolek yang tiap hari
minta dipuji, tapi yang muji cuma suaminya… dan teman-teman SF yang
mulutnya pedes, lagi-lagi penuh cinta yang tidak jelas tujuannya.
- Ada pula yang ngerasa keren
karena pernah digigit anjing, dijahit tanpa bius, dan bangga selevel Miss
Universe—padahal yang kami takutkan cuma keloidnya yang level 21.
- Ada yang kepercayaan
dirinya begitu tinggi sampai berani menggoda cewek cantik, lalu dilempar
sandal sebagai balasan. Dan di SF? Itu dianggap pencapaian. Bukan karena
prestasi, tapi karena ketololan tingkat S3 OTR — Sarjana Otak Rusak.
Lucunya, semua itu dianggap prestasi. Di luar SF Image
tetap terjaga, tapi rela dibully hancur2an di SF
Maka setiap Prestasi → wajib diapresiasi → wajib diketawai bareng.
Begitulah hukum alam SF.
Dan meski omongannya brutal, gaya bercandanya liar,
kalimatnya kadang kalau direkam pasti kena banned, tapi di balik itu semua ada
sesuatu yang sangat manusiawi: rasa saling memahami.
Mereka tahu kapan harus nyeletuk, kapan harus diam, kapan
harus menghajar dengan punchline, dan kapan cukup duduk sambil ngopi. Mereka
tahu mana yang menyakitkan dan mana yang memulihkan. Mereka tidak mudah
tersinggung karena semua sudah terbiasa… saling menyakiti tapi juga saling
menyembuhkan. Tapi yg gak kuat di jamin pasti Left Group otomatis
SF bukan grup mesum, bukan grup jorok, bukan grup “tukar
pasangan” seperti yang kadang disangka orang-orang yang kurang piknik. Di
dalamnya ada keluarga-keluarga yang saling kenal, istri dan suami yang ikut
bercanda, anak-anak yang kadang nyambung dalam frekuensi yang sama. Bahkan ada
yang sudah merencanakan jadi besan — itu pun sambil ketawa.
Kalau ada yang bahagia, dirayakan bersama.
Kalau ada yang sedih, diangkat bersama.
Kalau ada yang sukses, ditodong traktir bersama — dan anehnya yang traktir
selalu itu-itu juga orangnya, semacam sudah menjadi tugasnya sesuai SOP
Kalau ada yang salah, jadi bahan ketawaan bersama.
Kalau ada yang tersinggung, nanti minta disayang-sayang sambil manja.
Sampai hari ini SF bertahan belasan tahun.
Kenapa?
Karena mereka jujur.
Jujur dengan ketololan masing-masing.
Jujur dengan hati yang tulus.
Jujur bahwa hidup ini lebih ringan kalau ada yang mau tertawa bersama kita.
Dan aku harus akui…
Di tengah stroke yang menimpaku, justru gerak cepat dari sahabat-sahabat SF
inilah yang membuatku cepat tertangani. Di balik kebodohan kolektif mereka, ada
kepedulian yang tidak bisa diukur dengan kata-kata. Ada tangan-tangan yang
terulur tulus. Ada cinta persaudaraan yang nyata.
Mungkin inilah lingkaran yang paling UNIK namun paling
menyembuhkan.
Lingkaran yang mulutnya tajam tapi hatinya lembut.
Lingkaran yang penuh ketololan tapi justru paling manusiawi.
Lingkaran yang di luar terlihat hancur, tapi di dalam adalah tempat paling aman
untuk pulang.
Terima kasih, sahabat-sahabat tololku.
Terima kasih sudah menjaga persahabatan ini tetap hidup, tetap hangat, dan
tetap absurd.
Dan semoga tulisan ini bisa meluruskan image bahwa SF itu
bukan lingkaran kegelapan… tapi mungkin sebuah contoh role model baru
pertemanan yang sehat.
Eh… sehat?
Ya… sehat versi SF-lah.
Sehat yang agak rusak sedikit tapi bikin bahagia.
Karena kadang, justru persahabatan yang “nggak bener”
itulah yang paling benar untuk hati kita. 🧡