DUNIA NGGAK NUNGGU KITA SIAP
Pernah nggak sih lo ngerasa dunia kayaknya kejam banget? Kayak baru aja mau napas, eh, udah ada aja yang harus diselesaikan. Baru mau healing, deadline nongol. Baru mau move on, mantan update foto tunangan. Baru mau mulai nabung, harga cabai naik lagi.
Lucunya, kita sering banget nyalahin waktu. “Belum siap,”
katanya. “Masih pengen istirahat dulu,” katanya lagi. Padahal, yang namanya
hidup tuh nggak ada tombol pause. Dunia nggak bakal berhenti cuma karena
kita lagi pengen rebahan lima menit lagi.
Waktu kecil, kita kira hidup tuh kayak game — bisa diulang
dari level satu kalau gagal. Tapi ternyata, makin gede, baru sadar... hidup
lebih mirip live streaming: semua orang bisa nonton, dan kalau lo salah
ngomong, ya udah terekam selamanya.
Tapi di situlah lucunya. Justru karena dunia nggak nunggu,
kita akhirnya belajar untuk nggak harus selalu siap dulu baru jalan.
Kita belajar improvisasi. Belajar ngadepin yang datang tanpa skrip. Kadang
berantakan, kadang memalukan, tapi dari situ justru muncul versi terbaik dari
diri kita.
Coba bayangin kalau semua orang nunggu “siap” dulu baru
mulai. Nggak bakal ada lagu, film, buku, atau usaha kecil yang lahir dari
nekat. Nggak bakal ada yang jatuh cinta juga — karena siapa sih yang
bener-bener siap disakiti? Tapi tetap aja orang jatuh cinta, kan? Dan entah
gimana, dari situ banyak orang justru tumbuh.
Hidup tuh bukan soal sempurna dari awal, tapi berani
mulai walau setengah takut. Karena kalau terus nunggu momen ideal, kita
bakal terus jadi penonton dari panggung hidup sendiri.
Kadang kita cuma perlu bilang ke diri sendiri:
“Ya udah, jalan aja dulu. Toh, kalau nabrak, nanti bisa belok.”
Dunia nggak nunggu kita siap. Tapi mungkin… justru itu kabar
baiknya. Karena kalau nunggu siap, kita nggak bakal pernah mulai apa-apa.
Jadi mulai aja — walau masih ragu, walau masih takut salah,
walau masih sering salah jalan.
Yang penting bukan siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap jalan walau
belum siap. Karena di situlah hidup beneran dimulai: di tengah rasa nggak
siap tapi tetap melangkah.