SALAH ITU GURU YANG MENYAMAR


 

Pernah nggak sih kamu ngerasa malu banget karena salah ngomong di depan orang banyak? Atau salah kirim chat, yang harusnya buat sahabat malah nyasar ke grup keluarga besar—dan berakhir dengan nasehat panjang dari paman paling religius se-nusantara? Ya, salah itu kadang bikin pipi panas, tapi lucunya justru di situlah kita sering belajar hal paling penting dalam hidup.

Dulu, aku juga salah paham tentang “kesalahan”. Buatku waktu itu, salah itu kayak musuh: harus dihindari, jangan sampai ketahuan, dan kalau bisa ditutup rapat-rapat. Tapi ternyata, hidup punya cara lucu untuk ngajarin pelajaran: makin kamu takut salah, makin sering kamu justru... salah. Kayak semesta tuh punya selera humor yang agak nyeleneh.

Pernah suatu kali, aku sok-sokan pengen tampil keren di depan rekan kerja. Presentasi udah disiapin, slide udah kinclong, dan aku udah latihan ngomong di depan cermin kayak motivator kondang. Tapi pas giliran tampil, aku salah buka file. Bukan file presentasi, tapi daftar belanja mingguan—lengkap dengan tulisan: “Beli sabun cuci, cabai ¼ kg, dan jangan lupa odol!”
Ruang rapat langsung meledak ketawa. Aku cuma bisa nyengir kayak orang yang baru sadar udah dijebak takdir. Tapi anehnya, dari momen konyol itu aku belajar dua hal:
Pertama, semua orang bisa salah, dan itu bukan akhir dunia.
Kedua, rasa malu ternyata bisa jadi bahan bakar buat berkembang. Setelah kejadian itu, aku jadi jauh lebih siap, lebih hati-hati, tapi juga lebih santai. Karena ternyata, “kesalahan” nggak datang buat menjatuhkan kita — tapi buat ngenalin versi diri kita yang lebih bijak.

Kesalahan itu kayak guru yang nyamar. Datangnya tanpa salam, kadang dengan bentuk yang bikin malu, bahkan bisa bikin nangis. Tapi kalau kamu mau duduk tenang, ngeresapi, dan nggak buru-buru nyalahin diri sendiri, kamu bakal sadar: dia datang buat ngajarin sesuatu.
Mungkin ngajarin sabar. Mungkin ngajarin rendah hati. Atau kadang, cuma sekadar ngingetin, “Hei, kamu manusia. Nggak apa-apa kok, belum sempurna.”

Lucunya lagi, sering kali kesalahan justru jadi tiket masuk ke kebijaksanaan. Orang-orang yang paling bijak bukan mereka yang nggak pernah salah, tapi mereka yang udah berdamai dengan kesalahannya, lalu memilih tumbuh dari sana. Mereka nggak sibuk menyembunyikan masa lalunya, tapi malah menjadikannya bahan cerita — kadang sambil ketawa, kadang sambil ngelus dada.

Jadi, kalau hari ini kamu ngerasa salah, entah karena keputusan yang nggak tepat, ucapan yang nyakitin orang lain, atau langkah yang bikin nyesek — tenang aja. Jangan buru-buru marah sama diri sendiri. Siapa tahu, guru terbaikmu lagi nyamar.
Dan kalau nanti kamu udah bisa ketawa saat ingat kesalahan itu, berarti pelajarannya udah lulus kamu pahami.

Sebab hidup ini, pada akhirnya, bukan tentang nggak pernah salah — tapi tentang terus belajar supaya kesalahan yang sama nggak perlu datang dua kali dalam wujud yang sama.

Toh, tanpa salah, hidup cuma datar. Nggak ada warna, nggak ada cerita, dan nggak ada tawa yang bisa kita kenang sambil bilang, “Ya ampun, dulu gue bisa sebodoh itu, ya…”

Postingan populer dari blog ini

SAAT WAKTU ITU TIBA… RENNY PULANG KE PANGKUAN ALLAH

BADAI ITU MEMANG DATANG TANPA PERMISI - 18 DESEMBER 2024.

BANGKIT LAGI, SEKALIPUN PELAN