BELAJAR DARI YANG LEBIH SUKSES: BAGIAN DARI AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI
Kadang hidup ini lucu. Kita pengin sukses kayak orang lain, tapi pas disuruh belajar dari mereka, malah gengsi. “Ah, gaya gue beda,” katanya. Padahal rekening juga beda jauh.
Dalam dunia bisnis — dan bahkan hidup — ada satu jurus
klasik tapi ampuh: Amati, Tiru, dan Modifikasi. Bukan cuma sekadar ATM
di pojok bank, tapi ATM versi perjuangan.
Pertama, amati siapa yang udah berhasil. Kedua, tiru
langkah-langkahnya. Dan ketiga, modifikasi biar cocok sama gaya dan
karakter kita sendiri.
Nah, di tahap “amati” ini, banyak yang udah kalah duluan.
Baru disuruh lihat orang sukses aja udah komentar duluan, “Ah, dia mah enak,
udah punya modal.”
Padahal siapa tahu dulu dia juga jualan dari nol, dari modal niat dan
keberanian buat nyoba.
Belajar dari yang sukses itu bukan berarti kehilangan jati
diri. Justru itu cara paling efisien buat mempercepat proses. Mereka udah jalan
duluan, jatuh duluan, bangkit duluan — dan ninggalin jejak yang bisa kita ikuti
supaya gak kepleset di lubang yang sama.
Masalahnya, sebagian orang lebih suka jatuh sendiri dulu
baru bilang, “Oh, ternyata lubang ya itu.”
Padahal bisa banget belajar dari pengalaman orang lain.
Jadi, jangan gengsi buat niru — asal bukan niru tanpa mikir.
Bedanya, orang yang bijak meniru untuk berkembang, bukan meniru untuk
bersaing.
Pelajari strategi mereka, pahami pola pikirnya, lalu olah dengan bumbu khas
diri sendiri.
Karena ujung-ujungnya, sukses itu bukan tentang siapa
yang lebih dulu mulai, tapi siapa yang terus mau belajar tanpa berhenti.
Dan kalau bisa belajar dari yang udah sampai puncak, ngapain juga naik gunung
sendirian tanpa peta?
Tinggal pilih: mau jadi peniru yang kreatif, atau pelopor
yang tersesat.