ANTARA PEMENANG, PECUNDANG, DAN KERUPUK LEMBEK

 


Kadang kita terlalu cepat tersinggung. Dengar kata “pecundang” aja, langsung manyun, padahal belum tentu sedang ditunjuk. Santai aja dulu — kalau memang bukan pemenang hari ini, ya mungkin memang lagi disuruh belajar dulu biar besok bisa menang lebih elegan.

Hidup tuh, sayangnya, bukan kayak paket liburan “tanpa drama, tanpa hambatan”. Kesulitan itu ibarat bumbu dapur — nggak dicari, tapi selalu aja nongol di rak kehidupan. Dan anehnya, justru di situlah perbedaan antara pemenang dan pecundang mulai kelihatan.

Orang hebat tuh bukan karena hidupnya mulus kayak jalan tol, tapi karena dia siap mental ketika aspalnya mulai berlubang. Kalau datang badai, dia nggak langsung rebahan sambil update status “capek banget hidup ini 😢,” tapi dia malah siap pasang payung sambil nyeruput kopi — karena dia tahu badai juga punya masa pensiun.

Pemenang itu tahu, keberhasilan itu bonus, tapi perjuangan itu wajib. Kalau lagi senang, dia bersyukur. Kalau lagi susah, dia nyari solusi, bukan simpati. Kalau jatuh, dia bangkit — bukan cari pembenaran di kolom komentar.

Dan buat orang beriman, sebesar apa pun masalahnya, dia selalu punya satu kartu andalan: keyakinan bahwa “Allah Maha Besar.” Itu tuh bukan sekadar kalimat manis di dinding masjid — tapi kekuatan nyata yang bikin dada lapang waktu dunia terasa sempit.

Lihatlah keris. Ia nggak langsung jadi gagah dan tajam cuma karena tampil di museum. Ia ditempa, dipanaskan, digembleng berkali-kali oleh sang pande besi. Panas, sakit, tapi hasilnya memesona. Nah, begitu juga pemenang sejati — ditempa oleh hidup, bukan dimanja oleh keadaan.

Sementara pecundang? Ya, maaf nih, tapi dia itu mirip kerupuk yang kelamaan di udara lembap. Dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit nyerah. Akhirnya, “krenyes”-nya hilang, dan kehidupan pun mencampakkannya ke pojokan toples.

Maka, kalau mau hidup tetap “renyah,” jagalah semangatmu. Isi ulang energimu dengan sinergi — dengan doa, usaha, dan keyakinan. Karena keajaiban itu datang bukan buat yang paling pintar, tapi buat yang paling pantang menyerah.

Jadi, kalau hari ini kamu belum menang, jangan tersinggung. Cukup tersenyum, ambil napas, dan bilang pelan-pelan, “Oke, hidup. Putaran berikutnya, giliranku yang menang.”

 

Postingan populer dari blog ini

SAAT WAKTU ITU TIBA… RENNY PULANG KE PANGKUAN ALLAH

BADAI ITU MEMANG DATANG TANPA PERMISI - 18 DESEMBER 2024.

BANGKIT LAGI, SEKALIPUN PELAN