MALANG, RENNY, DAN CINTA YANG TAK PERNAH USAI
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :
(Sebuah Kisah Muda, Perjuangan, dan Doa yang Tak Pernah Lelah)
Kota Malang selalu punya caranya sendiri untuk menyimpan cerita. Kadang lewat udara dinginnya yang suka menusuk tulang, kadang lewat kabut tipis yang mengambang di pagi hari, dan kadang—yang paling nakal—malang menyimpannya melalui kenangan yang menempel kuat di dada, bahkan ketika waktu sudah bergulir jauh.
Dan di
antara semua kisah yang pernah kutinggalkan di kota itu, nama Renny adalah
halaman paling penuh warna.
Hari-hari
bersama Renny tak pernah kubayangkan bakal jadi semegah mozaik yang sekarang
tertempel di kepalaku. Sederhana, tapi hangat. Tidak mewah, tapi terasa mahal.
Kami hidup biasa saja—tapi rasanya luar biasa.
Setiap pagi
aku menuruni tangga kos dalam udara yang menggigit, tapi semua dingin itu buyar
begitu melihat Renny. Senyum kecilnya, rambutnya yang belum sepenuhnya rapi,
dan Walkman kesayangannya yang selalu memutar lagu Titi DJ.
"Jangan
berhenti mencintaiku…
Meski mentari berhenti bersinar…"
Dia suka
memutar lagu itu pelan-pelan, hanya cukup untuk dua telinga kami. Dan entah
kenapa, setiap kali lagu itu berbunyi, rasanya seperti doa yang melayang dari
bibirnya ke hatiku.
Malang
Sebagai Saksi
Malang punya
banyak sudut, tapi aku dan Renny punya sudut kami sendiri:
- Bakso Stasiun—tempat kami belajar bahwa cinta
bisa mengenyangkan, meski satu mangkuk dibagi dua.
- Pecel Kawi—tempat kami pura-pura jadi raja dan
ratu lewat sarapan sederhana.
- Rujak Semeru—tempat yang membuat kami menangis
bukan karena putus cinta, tapi karena pedasnya bumbu.
- Mie Pangsit Dempo—arena diskusi masa depan yang
serius tapi tetap ditemani kuah gurih.
- Rawon Brintik—tempat larut malam di mana kami
membahas hidup dengan segala ambisinya.
- Jagung Pulosari—tempat jagung bakar yang
diam-diam menyaksikan janji tak terucap yang kami genggam bersama.
Kami bukan
pasangan kaya raya. Tapi entah kenapa, kami selalu merasa cukup. Cukup tertawa,
cukup saling menguatkan, cukup saling percaya.
Kalau uang
tidak cukup, ya kami jualan apa saja: jam tangan, pembatas buku, hampir jadi
reseller parfum. Lucu sih kalau diingat—tapi justru di situlah kami merasa
kaya: kaya kreativitas, kaya dukungan, kaya cinta.
Dan tentu
saja, ada masakan tante Renny—parata India dan gulai khasnya yang selalu
berhasil bikin aku reborn dari kelelahan kuliah.
Renny bukan
cuma pacar. Dia rumah. Tempat pulang. Tempat bernafas.
Dan kalau
boleh jujur, dia adalah cermin yang membuat aku bertumbuh. Saat aku naik karena
pujian aktivisme kampus, dia menarikku turun pelan-pelan: “Hei, tetap rendah
hati.”
Saat aku jatuh, dia yang memegang bahuku: “Yuk bangkit lagi.”
SOLUSI
DARI NILAI QURAN & HADIS:
- Kebersamaan kami yang saling menguatkan
menggambarkan pesan QS Ar-Rum:21, bahwa Allah menciptakan pasangan agar
kita “mendapat ketenangan, kasih sayang, dan rahmat”.
- Saat kami kekurangan, kami belajar prinsip qana’ah
(merasa cukup), seperti sabda Nabi:
“Kaya bukanlah memiliki banyak harta, tetapi hati yang merasa cukup.” (HR. Bukhari Muslim)
Dan nilai itu menyelamatkan kami dari iri, berutang, atau memaksakan gaya hidup.
CINTA,
SKRIPSI, DAN PERJUANGAN MUDA
Di balik
hangatnya cinta, ada medan perang bernama skripsi.
Ya Tuhan, kalau skripsi itu manusia, mungkin aku sudah putusin tiga kali dan
balikan empat kali.
Aku memilih
topik manajemen keuangan—sesuatu yang aku pahami sejak kecil berkat lingkungan
keluarga yang dekat dengan dunia angka. Tapi perjalanan itu jauh dari mulus.
Judulku
ditolak.
Revisiku disilang.
Naskahku dikritik habis-habisan.
Tapi dua
sosok berperan besar:
- Ibu Diah – lembut, sabar, menenangkan.
- Pak Maxion Sumtaki – keras, tegas, tapi jujur.
Kalau kau survive ujian beliau, hidup akan terasa lebih mudah.
Sementara
itu, Renny selalu ada di sampingku. Di saat aku hampir membanting mesin tik. Di
saat aku harus nyewa komputer per jam. Di saat aku nebeng komputer sepupuku,
Audi.
Dia tidak
pernah mengeluh. Tidak pernah meremehkan perjuanganku. Kadang cuma bilang,
"Kamu pasti bisa, aku percaya."
Dan entah
kenapa, kata-kata dari orang yang kita cintai itu bisa mengalahkan kopi paling
pahit sekalipun.
SOLUSI
DARI NILAI QURAN & HADIS:
- Saat aku menghadapi penolakan, aku ingat QS Al-Insyirah:5-6:
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan…”
Dua kali Allah menegaskan. - Sikap Renny yang sabar mendampingiku
mencerminkan hadis:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)
Renny bukan
cuma bermanfaat. Dia penyelamat moralku.
KERJA
PERTAMA, GAJI PERTAMA, DAN MARTABAT PERTAMA
Sambil
menyusun skripsi, aku bekerja di CV Aneka Electronic sebagai marketing.
Gaji pertamaku? Rp350.000.
Dalam ukuran saat itu, rasanya seperti menang lotre.
Uang itu
bisa:
- bayar kos Rp50.000,
- makan Rp1.000 sekali,
- traktir Renny,
- bahkan bantu bayar kuliahnya,
- bahkan menyicil tanah di Singosari.
Aku belajar
banyak soal tanggung jawab, disiplin, dan nilai diri.
Aku sadar, jadi laki-laki itu bukan cuma soal cinta, tapi soal keberanian
mengambil beban hidup.
SOLUSI DARI
NILAI QURAN & HADIS:
- Prinsip bekerja keras adalah perintah QS At-Taubah:105:
“Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu…” - Dan soal tanggung jawab, Rasulullah bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR. Bukhari Muslim)
TANGIS
BAHAGIA SEORANG ANAK KAMPUS
Hari ujian
skripsi itu datang. Pagi terasa lebih dingin, tapi jantungku lebih panas dari
biasanya.
Di
hadapanku:
- Pak Maxion
- Bu Diah
- Pak Bambang Irawan
Aku
presentasi seperti sedang mempertaruhkan seluruh masa depan.
Tangan gemetar tapi suara tetap kuangkat setenang mungkin.
Pertanyaan datang seperti hujan batu.
Aku jawab satu per satu sambil berharap lidahku tidak belibet.
Lalu…
hening.
Kemudian
kalimat itu meluncur:
“Selamat,
Anda dinyatakan lulus dengan nilai A.”
Dadaku
seperti disambar petir bahagia.
Suaraku pecah:
“Alhamdulillah… Ya Allah…”
Aku keluar
ruangan, berlari ke Wartel, telepon ke Bali.
“Ma… aku
lulus, Ma… aku lulus…”
Mama
menangis. Aku ikut menangis.
Tangis dua manusia yang merasa perjuangannya tidak sia-sia.
Malamnya,
Renny berdiri di hadapanku.
Kami tak bicara banyak.
Cukup tatapan yang menyampaikan semuanya:
"Kita
berhasil. Kamu berhasil."
REFLEKSI:
AKHIR YANG MENJADI AWAL
Kalau hari
itu aku berdiri sebagai sarjana, itu bukan semata-mata karena otakku bekerja.
Tapi karena cinta, doa, dukungan, dan keteguhan hati.
Aku belajar
bahwa:
- Cinta yang sehat membuat kita bertumbuh.
- Tekad membuat jalan yang tidak ada menjadi ada.
- Kesabaran membuat ujian selembut kapas.
- Dan pertolongan Allah selalu datang pada waktu
yang tepat.
DALAM BAHASA
QURAN & HADIS:
- QS Ali Imran:159:
“…Jika kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah…” - Hadis Nabi:
“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja keras dan profesional.” (HR. Baihaqi)
MALANG,
TERIMA KASIH
Kalau suatu
hari aku menjadi orang tua, menjadi pemimpin, atau jadi manusia yang lebih
baik… aku akan ingat satu fase penting:
Bahwa aku
pernah muda.
Pernah miskin.
Pernah jatuh cinta.
Pernah berjuang sampai air mata bercampur peluh…
di kota bernama Malang.
Dan di
tengah semua itu, ada Renny.
Perempuan yang membuat cinta terasa sederhana tapi agung.
Lagu Titi
DJ itu masih sering terngiang.
"Jangan
berhenti mencintaiku…
Karena di dalam cintamu, aku temukan bahagia."
Dan entah
bagaimana, setiap kali lagu itu datang…
rasa hangatnya masih sama seperti dulu.