TENTANG WARISAN YANG IKUT SAMPAI KUBUR: CERITA TENTANG ILMU, HIDUP, DAN KUCING BERNAMA HARTA
UNTUK MENDAPAT SUASANA TERBAIK, SILAHKAN KLIK LINK VIDEO BERIKUT :
Ada satu masa
dalam hidupku ketika aku duduk di pojokan kamar, bengong, sambil ngeliatin
rekening yang makin kurus—kurusnya tuh udah kayak ikan asin lupa dijemur. Di
momen itu, tiba-tiba aku ketawa sendiri. Heran, kenapa aku bisa tetap merasa…
aman? Padahal dompet lagi megap-megap.
Lalu aku sadar:
ada sesuatu yang nggak bisa dirampok sama keadaan. Nggak bisa digondol maling.
Nggak bisa dicopet mantan. Sesuatu yang diam-diam selama ini jagain aku, meski
aku nggak pernah nyuruh.
Ilmu.
Si makhluk tak kasat mata yang ternyata paling setia.
Ilmu, Sang
Penjaga Sunyi
Kalau ilmu itu
manusia, mungkin dia tipe teman yang nggak banyak gaya. Nggak pernah minta
traktir, nggak drama, tapi selalu nongol tiap kita butuh. Pas kita mau ambil
keputusan penting, pas lagi capek sama hidup, atau pas lagi seneng banget
sampai takut kebablasan—ilmu selalu jadi rem sekaligus kompas.
Rasulullah SAW
sendiri pernah bilang bahwa orang berilmu itu derajatnya diangkat tinggi oleh
Allah (QS. Al-Mujadilah: 11). Dan aku baru bener-bener paham kalimat itu
setelah lewat berbagai drama hidup.
Karena beneran,
ilmu itu ikut menjaga kita bahkan ketika kita nggak punya apa-apa selain
harapan.
Aku pernah
ngalamin masa di mana tabungan tinggal angka cantik “12.000”. Tapi karena ada
ilmu cara mikir, cara mengambil keputusan, cara bertahan, cara bersyukur… aku
masih bisa senyum. Bahkan masih bisa bercanda sama hidup. Dan ternyata,
pelan-pelan hidup balik bercanda dengan cara yang lebih lembut.
Harta, Si
Kucing Manja yang Bikin Gemes tapi Bikin Pusing
Bandingkan
dengan harta.
Aduh, harta itu kayak kucing peliharaan super manja.
Lucu? Iya.
Bikin dunia berasa aman? Tentu.
Tapi kalau nggak dijaga… hilang. Kalau salah kelola… kabur. Kalau ada yang
ngincer… panik. Dan kalau lagi banyak masalah? Yah, kucing ini biasanya cuma
duduk manis sambil ngeong tanpa bantu apa-apa.
Uang itu baik,
tapi bisa pergi kapan aja. Bahkan sebelum kita siap ditinggal.
Nggak heran
ulama bilang, harta itu kita yang jaga, tapi ilmu… dia yang jaga kita.
Dan ya, itu
nyata banget.
Harta cuma bisa nganter sampai pintu kubur.
Ilmu?
Dia ikut sampai seterusnya—karena amalan, keputusan baik, anak saleh yang kita
didik, semua lahir dari ilmu.
Saat Ilmu
Menyelamatkanku dari Diriku Sendiri
Ada satu cerita
kecil.
Suatu waktu aku
ngerasa hidup lagi mentok parah. Semua jalan kayak buntu. Tapi suatu malam, aku
tiba-tiba ingat satu ayat yang dulu aku dengar waktu masih sekolah:
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah: 286)
Dan kamu tau?
Ayat itu kayak seseorang megang pundakmu pelan-pelan sambil bilang,
“Tenang, kamu kuat. Kamu nggak sendirian.”
Yang nyelametin
aku waktu itu bukan uang.
Bukan prestasi.
Bukan koneksi.
Tapi ilmu.
Ilmu tentang Allah.
Ilmu bahwa ada harapan yang nggak bisa ditarik siapa pun.
Ilmu yang
membuat kita tetap bernapas dengan cara yang benar.
Ilmu,
Warisan Abadi yang Nggak Pernah Pudar
Di sebuah
hadits terkenal, Rasulullah SAW bersabda bahwa ketika manusia meninggal, semua
amal berhenti kecuali tiga:
- sedekah jariyah,
- doa anak yang saleh, dan
- ilmu yang bermanfaat.
Lihat?
Uang berhenti, jabatan berhenti, rumah dan mobil sudah nggak relevan.
Yang masih nyala terus… ilmu.
Makanya para
ulama sampai bilang,
“Orang berilmu itu hidup meski ia telah meninggal.”
Karena jejak
ilmunya terus berjalan, menetes dari generasi ke generasi.
Akhirnya Aku
Paham…
Kenapa ilmu itu
lebih utama daripada harta?
Karena ilmu
membuatmu berharga, bahkan ketika kamu belum punya apa-apa.
Karena ilmu menjaga jalanmu, bahkan ketika kamu tersesat arah.
Karena ilmu membuat langkahmu berarti, bahkan ketika kamu merasa kecil.
Dan karena ilmu… ikut sampai mati.
Ilmu bukan
sekadar sesuatu yang kamu pelajari.
Dia adalah cahaya yang menyertai perjalananmu, dari lahir sampai napas
terakhir.
Warisan yang
Ingin Kutinggalkan
Kalau suatu
hari hidup menanyakan:
"Apa
yang ingin kamu wariskan?"
Aku ingin
menjawab:
“Sedikit ilmu
yang membuat hidup orang lain jadi lebih ringan.”
Karena aku tau,
uang bisa habis, pujian bisa pudar, jabatan bisa diganti, tapi ilmu… dia tetap
hidup dalam hati manusia yang tersentuh karenanya.
Dan semoga,
saat waktuku tiba, ilmu itu masih setia menggandengku…
lebih jauh dari pintu kubur.